Arus Darah Utero-plasenta

Arus Darah Utero-plasentaJanin dan plasenta dihubungkan dengan tali pusat yang berisi 2 arteri dan satu vena; vena berisi darah penuh oksigen, sedangkan arteri yang kembali dari janin berisi darah kotor. Bila terdapat hanya satu arteri ada risiko 15 % kelainan kardiovaskular; ini dapat terjadi pada 1 : 200 kehamilan.

Tali pusat berisi massa mukopolisakarida yang disebut jeli Wharton dan bagian luar adalah epitel amnion. Panjang tali pusat bervariasi, yaitu 30 – 90 cm.

Pembuluh darah tai pusat  berkembang dan berbentuk seperti heliks, maksudnya agar terdapat fleksibilitas dan terhindar dari torsis. Tekanan darah arteri pada akhir kehamilan diperkirakan 70/60 mmHg. Sedangkan tekanan vena diperkirakan 25 mmHg. Tekanan darah yang relatif tinggi pada kapilar, termasuk pada vili maksudnya ialah seandainya terjadi kebocoran, darah ibu tidak masuk ke janin.

Pada kehamilan aternm arus darah ada tali pusat berkisar 350 ml/menit. Pada bagian ibu di mana arteri spiralis menyemburkan darah, tekanan relatif rendah yaitu 10 mmHg. Arus darah uteroplasenta pada kehamilan aterm diperkirakan 500 – 750 ml/menit.

Patologi pada berkurangnya arus darah uteroplasenta, misalnya pada preeclampsia, mengakibatkan perkembangan janin terhambat (PJT). Konsep yang diterimah saat ini ialah implantasi plasenta yang memang tidak normal sejak awal menyebabkan model arteri spiralis tidak sempurna (relative kaku). Hal ini menyebabkan sirkulasi uteroplasenta abnormal dan berakibat risiko preeclampsia.

Ada beberapa kondisi akut yang juga mempengaruhi fungsi plasenta, yaitu solusio lasenta, plasenta previa, kontraksi hipertonik, dan obat epinefrin.

Anggiotensi II pada kadar faali merupakan zat yang mempertahankan arus darah uteroplasenta karena pengaruh pada produksi prostasiklin. Namun, bila kadar tinggi, akan terjadi vasokonstriksi.

Obat penghambat angiotensin, misalnya ACE inhibitor, merupakan kontraindikasi pada kehamilan.

Posisi tidur ibu terlentang pada kehamilan aterm dapat mengurangi arus darah aortokaval yang disebabkan himpitan uterus sehingga arus darah ke uterus berkurang.