Siklus Pada Ovarium

Siklus pada  OvariumFase folikular

Hari ke-1 – 8:

Pada awal siklus, kadar FSH dan LH relative tinggi dan memacu perkembangan 10 – 20 folikel dengan satu folikel dominan. Folikel dominan tersebut tanpak pasa fase midfollicular, sisa folikel mengalami atresia. Relatif tinggi kadar FSH dan LH merupakan trigger turunnya estrogen dan progesteron pada akhir siklus. Selama dan segera setelah haid kadar estrogen relative rendah tapi mulai meningkat karena terjadi perkembangan folikel.

Hari ke-9 – 14

Pada saat ukuran folikel meningkat lokalisasi akumulasi cair tampak sekitar sel gramulosa dan menjadi konfluen, memberikan peningkatan pengisian cairan di ruang sentral yang disebut antrum yang merupakan transformasi folikel prima menjadi sebuah Graafian folikel di mana oosit menenpati posisi eksentrik, dikelilingi oleh 2 sampai 3 lapis sel granulose yang disebut cumulus ooforus.

Ovulasi

Hari ke-14

Ovulasi adalah pembesaran folikel secara cepat yang diakui dengan protrusi dan permukaan korteks ovarium dan pecahannya folikel dengan ekstrusinya oosit yang oleh kemulusan ooforus. Pada beberapa perempuan saat ovulasi dapat dirasakan dengan adanya nyeri di fosa iliaka. Pemeriksaan USG menunjukkan adanya rasa sakit yang terjadi sebelum folikel pecah.

Perubahan hormone: estrogen meningkatkan sekresi LH (melalui hipotalamus) mengakibatkan meningkatnya produksi androgen dan estrogen (umpan balik positif).Segerah sebelum ovulasi terjadi penurunan kadar estradiol yang cepat dan peningkatan produksi progesterone. Ovulasi terjadi dalam 8 jam dari mid-cycle surge LH.

Fase Luteal

Hari ke-15 – 28

Sisa folikel tertahan dalam ovarium dipenitrasi oleh kapilar dan fibroblast dari teka. Sel granulose mengalami luteinisasi menjadi korpus luteum. Korpus luteum merupakan sumber utama hormon steroid seks, estrogen dan progesterone disekresi oleh ovarium pada fase pasca-ovulasi.

Korpus fase luteal kadar gonadotropin mencapai nadir dan tetap rendah sampai terjadi regresi korpus luteum yang terjadi pada hari ke-26 – 28. Jika terjadi konsepsi dan implantasi, korpus luteum tidak mengalami regresi karena dipertahankan oleh gonadotrofin yang dihasilkan oleh trofoblas. Jika konsepsi dan implantasi tidak terjadi korpusluteum akan mengalami regresi dan terjadilah haid. Setelah kadar hormone steroid turun akan diakui peningkatan kadar gonadotropin untuk inisasi siklus berikutnya.