Makrosomia atau bayi besar merupakan kelahiran bayi yang memiliki berat diatas 4000 gram. menurut kepustakaan bayi yang besar baru dapat menimbulkan dytosia kalau beratnya melebihi 4500gram. Kesukaran yang ditimbulkan dalam persalinan adalah karena besarnya kepala atau besarnya bahu. Karena regangan dinding rahim oleh anak yang sangat besar dapat menimbulkan inertia dan kemungkinan perdarahan postpartum lebih besar.
- Genetik, obesitas dan overweight yang dialami ayah ibu dapat menurun pada bayi.
- Pertambahan berat badan ibu yang berlebihan selama kehamilan, porsi makanan yang dikonsumsi ibu hamil akan berpengaruh pada berat badan ibu. Asupan gizi yang berlebih bisa mengakibatkan bayi lahir dengan berat di atas rata-rata.
- Ibu dengan diabetes milletus, tingginya gula darah ibu bisa berpengaruh pada berat badan bayi. Jika fungsi plasenta dan tali pusat baik, maka janin dapat tumbuh makin subur.
- Ibu hamil dengan riwayat melahirkan bayi makrosomia, ibu yang sebelumnya pernah melahirkan bayi makrosomia berisiko 5-10 kali lebih tinggi untuk kembali melahirkan bayi makrosomia dibandingkan ibu yang belum pernah melahirkan bayi makrosomia.
- Multigravida, ada kecendrungan berat badan lahir anak kedua dan seterusnya lebih besar daripada anak pertama.
- Usia gestasi lama
- Usia ibu
- Wanita hamil yang memiliki berat badan yang lebih dari 150 kg, janinnya memiliki risiko 30% mengalami makrosomia
Faktor-Faktor Makrosomia
Bayi dan ibu yang menderita diabetes sebelum hamil dan bayi dari ibu yang menderita diabetes selama kehamilan.
Terjadinya obesitas pada ibu juga dapat menyebabkan kelahiran bayi besar (bayi giant).
Pola makan ibu yang tidak seimbang atau berlebihan juga mempengaruhi kelahiran bayi besar.
Tanda dan Gejala
- Besar untuk usia gestasi
- Riwayat intrauterus dari ibu diabetes dan polihidramnion
- Pemantauan glukosa darah, kimia darah, analisa gas darah
- Hemoglobin (Hb), Hematokrit (Ht)
Pencegahan
Pencegahan dilakukan dengan melakukan penimbangan berat badan ibu secara teratur, pengukuran tinggi fundus uteri dan pola makan yang benar, ANC teratur, USG; pemeriksaan besar bayi dengan USG akan memberikan ketepatan sampai 90%, sedangkan dengan pemeriksaan fisik saja misal dengan berat badan ibu dan tinggi fundus uteri memberikan ketepatan sampai 50%.
Komplikasi
Bayi besar yang sedang berkembang merupakan suatu indikator dari efek ibu. Walaupun dikontrol dengan baik dapat timbul pada janin, maka sering disarankan persalinan yang lebih dini sebelum aterm. Biasanya dinilai pada sekitar kehamilan 38 minggu. Penilaian yang seksama terhadap pelvis ibu .Tingkat penurunan kepala janin dan diatas serviks. Bersama dengan pertimbangan terhadap riwayat kebidanan sebelumnya.
Jika tidak maka persalinan dilakukan dengan seksio sesarea yang direncanakan. Resiko dari trauma lahir yang tinggi jika bayi lebih besar dibandingkan panggul ibunya perdarahan intrakranial, distosia bahu, ruptur uteri,serviks, vagina, robekan perineum dan fraktur anggota gerak merupakan beberapa komplikasi yng mungkin terjadi.
Jika terjadi penyulit-penyulit ini dapat dinyatakan sebagai penatalaksanaan yang salah. Karena hal ini sebenarnya dapat dihindarkan dengan seksio sesarea yang terencana. Walaupun demikian, yang perlu dingat bahwa persalinan dari bayi besar (baby giant) dengan jalan abdominal bukannya tanpa resiko dan hanya dapat dilakukan oleh dokter bedah kebidanan yang terampil.
Penanganan
- Periksa kehamilan di pos bidan desa atau puskesmas baik itu dilakukan oleh bidan maupun dokter umum akan menjadi tempat skrining awal, ada tidaknya masalah seorang ibu.
- Dengan periksa hamil teratur dapat ditekan risiko komplikasi bagi ibu yang sering terjai akibat bayi besar.
- Segera dirujuk kerumah sakit untuk konfirmasi pemeriksaan sonografi/sesar pada saat menjelang persalinan.
Pemeriksaan kadar gula darah.
Penatalaksanaan Medis
Pemeriksaan klinik dan ultrasonografi yang seksama terhadap janin yang sedang tumbuh, disertai dengan faktor-faktor yang diketahui merupakan predisposisi terhadap makrosomia (bayi besar) memungkinkan dilakukannya sejumlah kontrol terhadap pertumbuhan yang berlebihan. Pemantauan glukosa darah ( Pada saat datang atau umur 3 jam, kemudian tiap 6 jam sampai 24 jam atau bila kadar glukosa ≥ 45 gr% dua kali berturut-turut). Pemantauan elektrolit Pemberian glukosa parenteral sesuai indikasi Bolus glukosa parenteral sesuai indikasi Hidrokortison 5 mg/kg/hari IM dalam dua dosis bila pemberian glukosa parenteral tidak efektif.
Alasan Merujuk
Bila dijumpai diagnosis makrosomia, maka bidan harus segera membuat rencana asuhan kebidanan untuk segera diimplementasikan, tindakan tersebut adalah merujuk klien. Alasan dilakukannya rujukan adalah untuk mengantisipasi adanya masalah-masalah terhadap janin dan juga ibunya.
Masalah potensial yang akan dialami adalah:
- Resiko dari trauma lahir yang tinggi jika bayi lebih besar dibandingkan panggul ibunya perdarahan intracranial
- Distosia bahu
- Ruptur uteri
- Robekan perineum
- Fraktur anggota gerak
Tindakan Selama Rujukan :
- Memberikan pengertian kepada ibu bahwa kehamilan ini harus dirujuk ke Rumah Sakit karena bidan tidak mempunyai kapasitas untuk menganganinya.
- Apabila ibu tidak bersedia dirujuk maka akan terjadi kemungkinan yang tidak diharapkan baik bagi ibu maupun janin. Seperti : Resiko dari trauma lahir, distosia bahu, robekan perineum, dll.
- Mendampingi ibu dan keluarga selama di perjalanan.
- Memberikan semangat kepada ibu bahwa kehamilan ini akan tertangani dengan baik oleh tenaga kesehatan di tempat rujukan. Ibu agar tetap berdoa dan berusaha berpikir positif.